Jumat, 02 Oktober 2009

MAWARIS

Manfaat Belajar Mawaris

Sebagaimana yang kita tahu bahwa islam pada masa sekarang sudah tereduksi oleh konsep-konsep kapitalis barat sehingga banyak dari umat islam sendiri yang tidak mau bahkan enggan dan malu untuk memakai konsep islam khususnya pada kehidupan perekonimiannya. Padahal seharusnya kita sebagai umat islam yang kâffâh (sempurna) diwajibkan untuk selalu menggunakan konsep islam secara keseluruhan tidak setengah-setengah, mungkin ini menjadi salah-satu penyebab keadaan Indonesia seperti sekarang ini, karena praktek ribawi sudah menjadi kanker ganas keuangan Negara dengan bunga hutang ke luar negeri yang sangat membebabi akibatnya Negara yang kita cintai ini menjadi hancur dan berantakan dan sangat ironis kekayaan yang kita miliki begitu melimpah sementara kesejahteraan rakyatnya sangat sekarat.


Seharusnya dengan masyarakat Indonesia yang mayoritasnya adalah islam sistem perekonomian islam lebih diunggulkan daripada sistem kapitalis barat dengan kebanggan praktek bunga ribanya dan lagi-lagi yang terjadi di Indonesia praktek perekonimian islam hanyalah sebatas teoritik saja tidak sampai pada tatanan praktis akhirnya islam ya cuma islam riba tetep riba oh sungguh sayang dan sayang.


Begitupun dengan mawaris (pembagian harta warisan) konsep pembagian harta warisan sudah jelas dan sudah digariskan islam melalui beberapa ayat Al-quran diatas tapi seakan aneh umat islam di Indonesia yang seharusnya menyambutnya dengan penuh gairah malah sebagian menganggap konsep tersebut seakan bagai figura tua yang sudah tidak ada harganya lagi dan menganggap sudah tidak ada relefansi lagi, bahkan banyak kaum muslimin yang tidak mau secara terang-terangan menggunakan konsep mawaris padahal mereka tahu bahwa hukumnya wajib sebagaimana disebutkan dalam ayat-ayat Al-quran tadi maka nauzhubillah boleh jadi jangan-jangan prilaku ini nantinya bisa menjerumuskan yang akan membuat kita bisa menjadi penghuni Neraka kelak dikarenakan tidak mau menggunakan konsep mawaris yang ditetapkan Allah sebelumnya dulu ketika masih di Dunia. Tsumanaudzubillah


Karenanya sangat dan sangat penting sekali belajar ilmu waris, paling tidak ada sebagian orang yan benar-benar menguasai ilmu waris disetiap kampungnya yang akan menjadi bahan acuan dan konsultan bagi masyarakat muslim sekitar ketika ada permasalahan di setiap pembagian warisan. Satu kata kunci mengapa kita harus belajar ilmu mawaris yaitu qiyadah (panutan) inilah kata yang menjadi tujuan mengapa harus belajar mawaris yaitu agar kita bisa menjadi panutan bagi masyarakat islam yang kurang ada waktu mempelajari ilmu waris agar tetap bisa menggunakan konsep islam secara sempurna tadi. Tentunya ini menjadi amniyah (amanah) bagi insan-insan muslim muda yang masih punya semangat dan otak cerdas untuk dengan serius mempalajari ilmu mawaris demi islam yang kaffah.


Wallahu’alam Bishawab….

MAWARIS
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar terjadinya perpecahan, bahkan pertumpahan darah antara sesama saudara atau kerabat dalam masalah memperebutkan harta waris. Sehubungan dengan hal itu, jauh sebelumnya Allah telah mempersiapkan dan menciptakan tentang aturan-aturan membagi harta waris secara adil dan baik. Hamba Allah diwajibkan melaksanakan hukum-Nya dalam dalam semua aspek kehidupan. Barang siapa membagi harta waris tidak sesuai dengan hukum Allah akan menempatkan mereka di neraka selama-lamanya. Lihat Al-Qur’an on line di google



Firman Allah swt.
Artinya:” Dan barang siapa mendurhakai Allah dan rasul-Nya dan melanggar ketentuan-ketentuan-Nya, niscaya Allah memasukkan ke dalam api neraka sedang ia kekal di dalamnya dan baginya siksa yang menghinakan ” (Q.S. An Nisa: 14)

A. Ketentuan Mawaris

Mawaris ialah cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari cara-cara pembagian harta waris. Mawaris disebut juga faraidh karena mempelajari bagian-bagian penerimaan yang sudah ditentukan sehingga ahli waris tidak boleh mengambil harta waris melebihi ketentuan. Adapun hukum mempelajarinya ialah fardhu kifayah.

1. Sebab-sebab seseorang menerima hartawarisan

menurut Islam ialah sebagai berikut:

a. Adanya pertalian darah dengan yang meninggal(mayat) baik pertalian ke bawah ataupun ke atas.

b.Hubungan pernikahan, yaitu suami atau isteri.

c.Adanya pertalian agama.Contoh jika seorang hidup sebatang kara, lalu meninggal maka harta waris masuk baitul mal.

d.Karena memerdekakan budak.

2. Sebab-sebab seseorang tidak mendapat harta waris ialah

sebagai berikut

a.Hamba(budak) ia tidak cakap memiliki sebagaimana firman Allah swt. berikut. Lihat Al-Qur’an on line di google

Artinya: ” Allah membuat perumpamaan dengan seorang hamba sahaya yang dimiliki yang tidak dapat bertindak terhadap sesuatupun dan seorang yang Kami beri rezki yang baik dari Kami, lalu dia menafkahkan sebagian dari rezki itu secara sembunyi dan secara terang-terangan, adakah mereka itu sama? Segala puji hanya bagi Allah, tetapi kebanyakan mereka tiada mengetahui” ( Q.S. An-Nahl:75).

b. Pembunuh, orang yang membunuh tidak dapat mewarisi harta dari yang dibunuh. Sabda Rasulullah SAW.

Artinya: ”Yang membunuh tidak dapat mewarisi sesuatu dari yang dibunuhnya”

(H.R. Nasai)

c. Murtad dan kafir, orang yang keluar dari Islam, yaitu antara pewaris atau yang mati, murtad salah satunya.

3. Syarat berlakunya pewarisan ada tiga:

a. Adanya yang meninggal dunia, baik secara hakiki atau hukmi.

b. Adanya harta warisan.

c. Tidak penghalang untuk menerima harta warisan.

B. AHLI WARIS

Ahli Waris ialah orang yang berhak menerima warisan, ditinjau jenisnya dapat dibagi dua, yaitu zawil furud dan ashobah.

Ahli ada dua jenis lelaki dan perempuan .

1. Ahli Waris lelaki terdiri dari.

1. Anak laki-laki
2. Cucu laki-laki sampai keatas dari garis anak laki-laki.
3. Ayah
4. Kakek sampai keatas garis ayah
5. Saudara laki-laki kandung
6. Saudara laki-laki seayah
7. Saudara laki-laki seibu
8. Anak laki-laki saudara kandung sampai kebawah.
9. Anak laki-laki saudara seayah sampai kebawah.
10. Paman kandung
11. Paman seayah
12. Anak paman kandung sampai kebawah.
13. Anak paman seayah sampai kebawah.
14. Suami
15. Laki-laki yang memerdekakan

2. Ahli Waris wanita terdiri dari

1. Anak perempuan
2. Cucu perempuan sampai kebawah dari anak laki-laki.
3. Ibu
4. Nenek sampai keatas dari garis ibu
5. Nenek sampai keatas dari garis ayah
6. Saudara perempuan kandung
7. Saudara perempuan seayah
8. Yang Saudara perempuan seibu.
9. Isteri
10. Wanita yang memerdekakan

Ditinjau dari sudut pembagian, Ahli waris terbagi dua yaitu : Ashhabul furudh dan Ashobah.

1. Ashabul furudh yaitu orang yang mendapat bagian tertentu. Terdiri dari

Yang dapat bagian ½ harta.

a. Anak perempuan kalau sendiri

b. Cucu perempuan kalau sendiri

c. Saudara perempuan kandung kalau sendiri

d. Saudara perempuan seayah kalau sendiri

e. Suami

Yang mendapat bagian ¼ harta

a.Suami dengan anak atau cucu

b.Isteri atau beberapa kalau tidak ada

anak atau cucu

Yang mendapat 1/8

Isteri atau beberapa isteri dengan anak

atau cucu.

Yang mendapat 2/3

a.dua anak perempuan atau lebih

b.dua cucu perempuan atau lebih

c.dua saudara perempuan kandung atau lebih

d.dua saudara perempuan seayah atau lebih

.Yang mendapat 1/3

a. Ibu jika tidak ada anak, cucu dari grs anak laki-laki, dua saudara kandung/seayah atau seibu.

b. Dua atau lebih anak ibu baik laki-laki atau perempuan

Yang mendapat 1/6

a. Ibu bersama anak lk, cucu lk atau dua atau lebih saudara perempuan kandung atau perempuan seibu.

b. Nenek garis ibu jika tidak ada ibu dan terus keatas

c. Nenek garis ayah jika tidak ada ibu dan ayah terus keatas

d. Satu atau lebih cucu perempuan dari anak laki-laki bersama satu anak perempuan kandung

e. Satu atau lebih saudara perempuan seayah bersama satu saudara perempuan kandung.

f. Ayah bersama anak lk atau cucu lk

g. Kakek jika tidak ada ayah

h. Saudara seibu satu orang, baik laki-laki atau perempuan.

2. Ahli waris ashobah yaitu para ahli waris tidak mendapat bagian tertentu tetapi mereka dapat menghabiskan bagian sisa ashhabul furud. Ashobah terbagi tiga jenis yaitu ashabah binafsihi, ashobah bighairi dan ashobah menghabiskan bagian tertentu

Ashobah binafsihi adalah yang ashobah dengan sndirinya. Tertib ashobah binafsihi sebagai berikut:

a. Anak laki-laki

b. Cucu laki-laki dari anak laki-laki terus kebawah

c. Ayah

d. Kakek dari garis ayah keatas

e. Saudara laki-laki kandung

f. Saudara laki-laki seayah

g. Anak laki-laki saudara laki-laki kandung sampai kebawah

h. Anak laki-laki saudara laki-laki seayah sampai kebawah

i. Paman kandung

j. Paman seayah

k. Anak laki-laki paman kandung sampai kebawah

l. Anak laki-laki paman seayah sampai kebawah

m. Laki-laki yang memerdekakan yang meninggal

Ashobah dengan dengan saudaranya

a. Anak perempuan bersama anak laki-laki atau cucu laki.

b. Cucu perempuan bersama cucu laki-laki

c. Saudara perempkuan kandung bersama saudara laki-laki kandung atau saudara laki-laki seayah.

d. Saudara perempuan seayah bersama saudara laki-laki seayah.

Menghabiskan bagian tertentu

a. Anak perempuan kandung satu orang bersama cucu perempuan satu atau lebih (2/3).

b. Saudara perempuan kandung bersama saudara perempuan seayah (2/3)

C. Harta yang harus dikeluarkan

Harta yang harus dikeluarkan sebelum dibagikan kepada ahli waris:

1. Biaya jenazah

2. Utang yang belum dibayar

3. Zakar yang belum dikeluarkan

4. Wasiat

D. Hajib dan mahjub

1. Nenek dari garis ibu gugur haknya karena adanya ibu.

2. Nenek dari garis ayah gugur haknya karena adanya ayah dan ibu

3. Saudara seibu gugur haknya baik laki-laki ataupun perempuan oleh:

a. anak kandung laki/perempuan

b. cucu baik laki-laki/perempuan dari garis laki-laki

c. bapak

d. kakek

4. Saudara seayah baik laki-laki/perempuan gugur haknya oleh :

a. ayah

b. anak laki-laki kandung

c. cucu laki-laki dari garis laki-laki

d. Saudara laki-laki kandung

5. Saudara laki-laki/perempuan kandung gugur haknya oleh:

a. anak laki-laki

b. cucu laki-laki dari garis anak laki-laki

c. ayah

6. Jika semua ahli waris itu laki-laki yang dapat bagian ialah.

a. suami

b. ayah

c. anak laki-laki

7. Jika semua ahli waris itu semuanya perempuan dan ada semua, maka yang dapat warisan ialah:

a. Isteri

b. Anak perempuan

c. Cucu perempuan

d. Ibu

e. Saudara perempuan kandung

8. Urutan pembagian antara saudara laki-laki kandung/ saudara laki-laki seayah sampai kebawah dan urutan paman kandung / paman seayah sampai kebawah.

a. Saudara laki-laki kandung menggugurkan saudara seayah( L/P )

b. Saudara laki-laki seayah menggugurkan anak lk saudara kandung

c. Anak laki-laki saudara kandung menggugurkan anak lk saudara seayah

d. Anak laki-laki saudara seayah menggugurkan cucu lk saudara kandung.

e. Cucu laki-laki saudara kandung menggugurkan cucu lk saudara seayah dts

f. Cucu laki-laki saudara seayah menggugurkan Paman kandung

g. Paman kandung menggugurkan paman seayah

h. Paman seayah menggugurkan anak laki-laki paman kandung

i. Anak laki-laki paman kandung menggugurkan anak lk paman seayah

j. Anaklaki-laki paman seayah menggugurkan cucu lk paman kandung

k. Cucu laki-laki paman kandung menggugurkan cucu lk paman seayah.

demikian seterusnya.

E. Warisan dalam UU No 7 Tahun 1989

Hukum waris dalam Islam ialah berasal dari wahyu Allah dan diperjelas oleh rasulNya. Hukum waris ini diciptakan untuk dilaksanakan secara wajib oleh seluruh umat Islam. Semenjak hukum itu diciptakan tidak pernah mengalami perubahan, karena perbuatan mengubah hukum Allah ialah dosa. Semenjak dsahulu sampai sekarang umat Islam senantiasa memegang teguh hukum waris yang diciptakan Allah yang bersumber pada kitab suci Al-Qur’an dan Hadits Rasulullah.

Dalam Undang undang no 7 Tahun 1989, hukum waris itu dicamtumkan secara sistematis dalam 5 bab yang tersebar atas 37 fasal dengan perincian sebagai berikut:

Bab. I terdiri atas 1 pasal , ketentuan umum.

Bab. II terdiri atas 5 pasal, berisi tentang ahli waris

Bab. III. Terdiri atas 16 pasal, berisi tentang besarnya bagian ahli waris

Bab. IV terdiri atas 2 pasal, berisi tentang aul dan rad.

Bab. V terdiri atas 13 pasal, berisi masalah wasiat

Demikianlah selayang pandang tentang Undang-Undang no 7 tahun 1989, Prinsipnya sama dengan hukum yang bersumber dengan Al-Qur’an dan Hadits.

F. Cara menghitung dan membagikan warisan.

1. soal

A.meninggal dunia harta waris Rp 66.000.000.00. Ahli waris terdiri dari kakek,bapak, dan 2anak laki-laki. Berapa bagian masing-masing?

Jawab.

Bapak dapat bagian 1/6 Rp 66.000.000.00 = Rp 11.000.000.00

2 anak laki-laki adalah asobah Rp 66.000.000.00- Rp 11.000.000.00= Rp 55.000.000.00

seorang anak laki-laki adalah Rp 55.000.000.00 = Rp 27.500.000.00

2

Kakek terhalang oleh ayah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan Komentar

Sebuah Kebenaran Kecil

Sebuah KEBENARAN KECIL Apa yang membuat hidup sobat semua menjadi 100% jika alfabet di beri sebuah nilai mulai dengan huruf a=1, b=2, ...