Rabu, 31 Desember 2008

13 Sifat Laki-laki Yang Tidak Disukai

Posted at 11:27 am under Uncategorized

Oleh: DR. Amir Faishol Fath

Para istri atau kaum wanita adalah manusia yang juga mempunyai hak tidak suka
kepada laki-laki karena beberapa sifa-sifatnya. Karena itu kaum lelaki tidak
boleh egois, dan merasa benar. Melainkan juga harus memperhatikan dirinya,
sehingga ia benar-benar bisa tampil sebagai seorang yang baik. Baik di mata
Allah, pun baik di mata manusia, lebih-lebih baik di mata istri. Ingat bahwa
istri adalah sahabat terdekat, tidak saja di dunia melainkan sampai di surga.
Karena itulah perhatikan sifat-sifat berikut yang secara umum sangat tidak
disukai oleh para istri atau kaum wanita. Semoga bermanfaat.

Pertama, Tidak Punya Visi

Setiap kaum wanita merindukan suami yang mempunyai visi hidup yang jelas. Bahwa
hidup ini diciptakan bukan semata untuk hidup. Melainkan ada tujuan mulia.
Dalam pembukaan surah An Nisa’:1 Allah swt. Berfirman: “Hai sekalian manusia,
bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu,
dan daripadanya Allah menciptakan isterinya; dan daripada keduanya Allah
memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah
kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama
lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu
menjaga dan mengawasi kamu”. Dalam ayat ini Allah dengan tegas menjelaskan
bahwa tujuan hidup berumah tangga adalah untuk bertakwa kepada Allah. Takwa
dalam arti bersungguh mentaati-Nya. Apa yang Allah haramkan benar-benar
dijauhi. Dan apa yang Allah perintahkan benar ditaati.

Namun yang banyak terjadi kini, adalah bahwa banyak kaum lelaki atau para suami
yang menutup-nutupi kemaksiatan. Istri tidak dianggap penting. Dosa demi dosa
diperbuat di luar rumah dengan tanpa merasa takut kepada Allah. Ingat bahwa
setiap dosa pasti ada kompensasinya. Jika tidak di dunia pasti di akhirat.
Sungguh tidak sedikit rumah tangga yang hancur karena keberanian para suami
berbuat dosa. Padahal dalam masalah pernikahan Nabi saw. bersabda: “Pernikahan
adalah separuh agama, maka bertakwalah pada separuh yang tersisa.”

Kedua, Kasar

Dalam sebuah riwayat dikatakan bahwa wanita diciptakan dari tulang rusuk yang
bengkok. Ini menunjukkan bahwa tabiat wanita tidak sama dengan tabiat
laki-laki. Karena itu Nabi saw. menjelaskan bahwa kalau wanita dipaksa untuk
menjadi seperti laki-laki tulung rusuk itu akan patah. Dan patahnya berarti
talaknya. Dari sini nampak bahwa kaum wanita mempunyai sifat ingin selalui
dilindungi. Bukan diperlakukan secara kasar. Karena itu Allah memerintahkan
para suami secara khusus agar menyikapi para istri dengan lemah lembut:
Wa’aasyiruuhunna bil ma’ruuf (Dan sikapilah para istri itu dengan perlakuan
yang baik) An Nisa: 19. Perhatikan ayat ini menggambarkan bahwa sikap seorang
suami yang baik bukan yang bersikap kasar, melainkan yang lembut dan melindungi
istri.

Banyak para suami yang menganggap istri sebagai sapi perahan. Ia dibantai dan
disakiti seenaknya. Tanpa sedikitpun kenal belas kasihan. Mentang-mentang
badannya lebih kuat lalu memukul istri seenaknya. Ingat bahwa istri juga
manusia. Ciptaan Allah. Kepada binatang saja kita harus belas kasihan, apalagi
kepada manusia. Nabi pernah menggambarkan seseorang yang masuk neraka karena
menyikas seekor kucing, apa lagi menyiksa seorang manusia yang merdeka.

Ketiga, Sombong

Sombong adalah sifat setan. Allah melaknat Iblis adalah karena kesombongannya.
Abaa wastakbara wakaana minal kaafiriin (Al Baqarah:34). Tidak ada seorang
mahlukpun yang berhak sombong, karena kesombongan hanyalah hak priogatif Allah.
Allah berfirman dalam hadits Qurdsi: “Kesombongan adalah selendangku, siapa
yang menandingi aku, akan aku masukkan neraka.” Wanita adalah mahluk yang
lembut. Kesombongan sangat bertentangan dengan kelembutan wanita. Karena itu
para istri yang baik tidak suka mempunyai suami sombong.

Sayangnya dalam keseharian sering terjadi banyak suami merasa bisa segalanya.
Sehingga ia tidak mau menganggap dan tidak mau mengingat jasa istri sama
sekali. Bahkan ia tidak mau mendengarkan ucapan sang istri. Ingat bahwa sang
anak lahir karena jasa kesebaran para istri. Sabar dalam mengandung selama
sembilan bulan dan sabar dalam menyusui selama dua tahun. Sungguh banyak para
istri yang menderita karena prilaku sombong seorang suami.

Keempat, Tertutup

Nabi saw. adalah contoh suami yang baik. Tidak ada dari sikap-sikapnya yang
tidak diketahui istrinya. Nabi sangat terbuka kepada istri-istrinya. Bila
hendak bepergian dengan salah seorang istrinya, nabi melakukan undian, agar
tidak menimbulkan kecemburuan dari yang lain. Bila nabi ingin mendatangi salah
seorang istrinya, ia izin terlebih dahulu kepada yang lain. Perhatikan betapa
nabi sangat terbuka dalam menyikapi para istri. Tidak seorangpun dari mereka
yang merasa didzalimi. Tidak ada seorang dari para istri yang merasa
dikesampingkan.

Kini banyak kejadian para suami menutup-nutupi perbuatannya di luar rumah. Ia
tidak mau berterus terang kepada istrinya. Bila ditanya selalu jawabannya
ngambang. Entah ada rapat, atau pertemuan bisnis dan lain sebagainya. Padahal
tidak demikian kejadiannya. Atau ia tidak mau berterus terang mengenai
penghasilannya, atau tidak mau menjelaskan untuk apa saja pengeluaran uangnya.
Sikap semacam ini sungguh sangat tidak disukai kaum wanita. Banyak para istri
yang tersiksa karena sikap suami yang begitu tertutup ini.

Kelima, Plinplan

Setiap wanita sangat mendambakan seorang suami yang mempunyai pendirian. Bukan
suami yang plinplan. Tetapi bukan diktator. Tegas dalam arti punya sikap dan
alasan yang jelas dalam mengambil keputusan. Tetapi di saat yang sama ia
bermusyawarah, lalu menentukan tindakan yang harus dilakukan dengan penuh
keyakinan. Inilah salah satu makna qawwam dalam firman Allah: arrijaalu
qawwamuun alan nisaa’ (An Nisa’:34).

Keenam, Pembohong

Banyak kejadian para istri tersiksa karena sang suami suka berbohong. Tidak mau
jujur atas perbuatannya. Ingat sepandai-pandai tupai melompat pasti akan jatuh
ke tanah. Kebohongan adalah sikap yang paling Allah benci. Bahkan Nabi
menganggap kebohongan adalah sikap orang-orang yang tidak beriman. Dalam sebuah
hadits Nabi pernah ditanya: hal yakdzibul mukmin (apakah ada seorang mukmin
berdusta?) Nabi menjawab: Laa (tidak). Ini menunjukkan bahwa berbuat bohong
adalah sikap yang bertentangan dengan iman itu sendiri.

Sungguh tidak sedikit rumah tangga yang bubar karena kebohongan para suami.
Ingat bahwa para istri tidak hanya butuh uang dan kemewahan dunia. Melainkan
lenbih dari itu ia ingin dihargai. Kebohongan telah menghancurkan harga diri
seorang istri.. Karena banyak para istri yang siap dicerai karena tidak sanggup
hidup dengan para sumai pembohong.

Ketujuh, Cengeng

Para istri ingin suami yang tegar, bukan suami yang cengeng. Benar Abu Bakar
Ash Shiddiq adalah contoh suami yang selalu menangis. Tetapi ia menangis bukan
karena cengeng melainkan karena sentuhan ayat-ayat Al Qur’an. Namun dalam sikap
keseharian Abu Bakar jauh dari sikap cengeng. Abu Bakar sangat tegar dan penuh
keberanian. Lihat sikapnya ketika menghadapi para pembangkang (murtaddin), Abu
Bakar sangat tegar dan tidak sedikitpun gentar.

Suami yang cenging cendrung nampak di depan istri serba tidak meyakinkan. Para
istri suka suami yang selalu gagah tetapi tidak sombong. Gagah dalam arti penuh
semangat dan tidak kenal lelah. Lebih dari itu tabah dalam menghadapi berbagai
cobaan hidup.

Kedelapan, Pengecut

Dalam sebuah doa, Nabi saw. minta perlindungan dari sikap pengecut (a’uudzubika
minal jubn), mengapa? Sebab sikap pengecut banyak menghalangi sumber-sumber
kebaikan. Banyak para istri yang tertahan keinginannya karena sikap pengecut
suaminya. Banyak para istri yang tersiksa karena suaminya tidak berani
menyelesaikan permasalahan yang dihadapi. Nabi saw. terkenal pemberani. Setiap
ada pertempuran Nabi selalu dibarisan paling depan. Katika terdengar suara yang
menakutkan di kota Madinah, Nabi saw. adalah yang pertama kaluar dan mendatangi
suara tersebut.

Para istri sangat tidak suka suami pengecut. Mereka suka pada suami yang
pemberani. Sebab tantangan hidup sangat menuntut keberanian. Tetapi bukan
nekad, melainkan berani dengan penuh pertimbangan yang matang.

Kesembilan, Pemalas

Di antara doa Nabi saw. adalah minta perlindingan kepada Allah dari sikap
malas: allahumma inni a’uudzubika minal ‘ajizi wal kasal , kata kasal artinya
malas. Malas telah membuat seseorang tidak produktif. Banyak sumber-sumber
rejeki yang tertutup karena kemalasan seorang suami. Malas sering kali membuat
rumah tangga menjadi sempit dan terjepit. Para istri sangat tidak suka kepada
seorang suami pemalas. Sebab keberadaanya di rumah bukan memecahkan masalah
melainkan menambah permasalah. Seringkali sebuah rumah tangga diwarnai
kericuhan karena malasnya seorang suami.

Kesepuluh, Cuek Pada Anak

Mendidik anak tidak saja tanggung jawab seorang istri melainkan lebih dari itu
tanggung jawab seorang suami. Perhatikan surat Luqman, di sana kita menemukan
pesan seorang ayah bernama Luqman, kepada anaknya. Ini menunjukkan bahwa
seorang ayah harus menentukan kompas jalan hidup sang anak. Nabi saw. Adalah
contoh seorang ayah sejati. Perhatiannya kepada sang cucu Hasan Husain adalah
contoh nyata, betapa beliau sangat sayang kepada anaknya. Bahkan pernah
berlama-lama dalam sujudnya, karena sang cucu sedang bermain-main di atas
punggungnya.

Kini banyak kita saksikan seorang ayah sangat cuek pada anak. Ia beranggapan
bahwa mengurus anak adalah pekerjaan istri. Sikap seperti inilah yang sangat
tidak disukai para wanita.

Kesebelas, Menang Sendiri

Setiap manusia mempunyai perasaan ingin dihargai pendapatnya. Begitu juga
seorang istri. Banyak para istri tersiksa karena sikap suami yang selalu merasa
benar sendiri. Karena itu Umar bin Khaththab lebih bersikap diam ketika sang
istri berbicara. Ini adalah contoh yang patut ditiru. Umar beranggapan bahwa
adalah hak istri mengungkapkan uneg-unegnya sang suami. Sebab hanya kepada
suamilah ia menemukan tempat mencurahkan isi hatinya. Karena itu seorang suami
hendaklah selalu lapang dadanya. Tidak ada artinya merasa menang di depan
istri.. Karena itu sebaik-baik sikap adalah mengalah dan bersikap perhatian
dengan penuh kebapakan. Sebab ketika sang istri ngomel ia sangat membutuhkan
sikap kebapakan seorang suami. Ada pepetah mengatakan: jadilah air ketika salah
satunya menjadi api.

Keduabelas, Jarang Komunikasi

Banyak para istri merasa kesepian ketika sang suami pergi atau di luar rumah.
Sebaik-baik suami adalah yang selalu mengontak sang istri. Entah denga cara
mengirim sms atau menelponnya. Ingat bahwa banyak masalah kecil menjadi besar
hanya karena miskomunikasi. Karena itu sering berkomukasi adalah sangat
menentukan dalam kebahagiaan rumah tangga.

Banyak para istri yang merasa jengkel karena tidak pernah dikontak oleh
suaminya ketika di luar rumah. Sehingga ia merasa disepelekan atau tidak
dibutuhkan. Para istri sangat suka kepada para suami yang selalu mengontak
sekalipun hanya sekedar menanyakan apa kabarnya.

Ketigabelas, Tidak Rapi dan Tidak Harum

Para istri sangat suka ketika suaminya selalu berpenampilan rapi. Nabi adalah
contoh suami yang selalu rapi dan harum. Karena itu para istrinya selalu suka
dan bangga dengan Nabi. Ingat bahwa Allah Maha indah dan sangat menyukai
keindahan. Maka kerapian bagian dari keimanan. Ketika seorang suami rapi istri
bangga karena orang-orang pasti akan berkesan bahwa sang istri mengurusnya.
Sebaliknya ketika sang suami tidak rapi dan tidak harum, orang-orang akan
berkesan bahwa ia tidak diurus oleh istrinya. Karena itu bagi para istri
kerapian dan kaharuman adalah cermin pribadi istri. Sungguh sangat tersinggung
dan tersiksa seorang istri, ketika melihat suaminya sembarangan dalam
penampilannya dan menyebarkan bahu yang tidak enak. Allahu a’lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan Komentar

Sebuah Kebenaran Kecil

Sebuah KEBENARAN KECIL Apa yang membuat hidup sobat semua menjadi 100% jika alfabet di beri sebuah nilai mulai dengan huruf a=1, b=2, ...